
Pohon riang nan rindang
hidup di tengah-tengah pasir gurun panas yang minim akan kandungan air. Tampak
hijau dari pohon itu riang segar dipandang. Batangnya kebal dengan pasir gurun
yang sekali-kali memercikkan pasir panasnya mengenai permukaan kulit kasar si
Pohon Gurun itu. Dia tidak ngeluh dengan keadaan, yang setiap makhluk hidup
mampu bertahan di gersangnya permukaan pasir itu. Pohon itu sadar akan
kemampuannya. Meski kawan tak pernah ia jumpai, sebatang kara hidup di antara
pasir-pasir. Hanya suara bisingan angin dari penghujung gurun yang mewarnai
pendengarannya. Semut-semut yang memanfaatkan kerak kulitnya untuk dijadikan
tempat pelindung, paling tidak ia memberikan kenyaman terhadap makhluk lainnya.
Sama halnya seperti
manusia. Membutuhkan ruang sosial yang satu sama lain saling membutuhkan bukan
memanfaatkan. Melindungi bukan saling mencaci. Pada dasarnya, makhluk hidup
memang memerlukan simbiosis untuk bertahan hidup, semuanya diukur dengan
keseimbangan alam yang menjadi hakim. Bukan yang lemah yang dihina, bukan kuat
yang dianggap. Tetapi, semua sama-sama berperan dalam kedamaian kehidupan, alam
yang memberi kebutuhan, manusia yang melestarikan.
Perdamaian indah jika
makhluk yang bernafas di permukaan bumi ini saling menghargai bukan menghakimi.
Meninggalkan kebiasaan perpecahan dan kerusakan, membiasakan tindakan
pemeliharan dan persaudaraan. Dengan begitu, keindahan kehidupan rukun dapat
dinikmati dengan lapangnya hati.
*Demisioner
LPMI